Fapetkan Untad Hadirkan Inovasi Pengelolaan Sampah Plastik Melalui Program PKM di Pesisir Tondo

Selasa, 16 September 2025, Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Universitas Tadulako (Untad) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang didanai DIPA Fakultas. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dosen dari 3 program studi yaitu Akuakultur, Sumberdaya Akuatik dan Ilmu Kelautan yang menyasar pesisir Tondo, Teluk Palu, yang kerap menghadapi masalah serius akibat tumpukan sampah plastik.
Mengusung tema “Edukasi Dampak Pencemaran Lingkungan Pesisir dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah melalui Pendekatan 3R”, kegiatan ini melibatkan siswa SD Integral Hidayatullah Tondo, mahasiswa, hingga masyarakat setempat. Para siswa diperkenalkan pada konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta diajak praktik langsung membuat ecobrick, yaitu botol plastik bekas yang diisi rapat potongan plastik hingga padat sehingga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk bernilai guna, misalnya sofa mini, coffee table, bangku taman, bahkan sebagai pengganti batako.
Selain edukasi di sekolah, rangkaian kegiatan juga diwarnai dengan aksi bersih pantai di Kelurahan Tondo. Berbagai jenis sampah plastik mulai dari botol minuman, kantong kresek, hingga styrofoam berhasil dikumpulkan. Keceriaan anak-anak saat memungut sampah bersama teman-temannya menularkan semangat positif kepada orang tua dan masyarakat sekitar, menciptakan suasana gotong royong yang hangat.
Kegiatan ini juga membuka ruang dialog dengan warga. Mereka berharap adanya pelatihan lanjutan untuk mengolah sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomi seperti paving block atau kerajinan tangan, sekaligus mendorong penyediaan fasilitas pemilahan sampah agar pengelolaan menjadi lebih efektif. Usulan tersebut menjadi masukan berharga bagi keberlanjutan program ke depan.
Dekan Fapetkan Untad Prof. Ir. Damry H.B., M.Sc.Ag., PhD., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas membersihkan pantai, tetapi juga upaya membangun kesadaran kolektif masyarakat pesisir.
“Kami ingin menghadirkan solusi nyata dan berkelanjutan. Dengan langkah kecil seperti ecobrick dan aksi bersih pantai, kita bisa menjaga laut tetap sehat untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Dari kegiatan sederhana ini lahir perubahan kecil namun berarti: anak-anak terbiasa memilah sampah, masyarakat semakin peduli, dan ekosistem pesisir mulai mendapatkan perhatian lebih. PKM FAPETKAN Untad pun diharapkan menjadi model gerakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di wilayah pesisir.